Nina Nugroho Women: Kombes (Pol)  Rudatin, SKM, SSt.MK, M.Si

Nina Nugroho Women: Kombes (Pol) Rudatin, SKM, SSt.MK, M.Si

Gizi Yang Baik, Faktor Penentu Busana Mampu Menumbuhkan Kepercayaan Diri

Ketertarikannya terhadap dunia kepolisian membuatnya mengikuti wajib militer selepas menamatkan kuliah di fakultas ilmu gizi di Poltekkes Kemenkes Padang, Sumatera Barat. Bahkan saat ini dia aktif berdinas di Pusdokkes Polri dengan jabatan sebagai Tenaga Dokkes Investigasi Madya Tingkat II berpangkat Komisaris Besar Polisi di belakang namanya. Dialah Kombes (Pol) Rudatin, SKM, SSt.MK, M.Si yang saat ini menjabat sebagai Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Persatuan Ahli Gizi Indonesia (DPP PERSAGI ) Periode 2021-2024 .

Rudatin mengatakan berbicara soal gizi, sangat relevan dengan kehidupan manusia dari pra konsepsi hingga akhir hayat. Dimana saat ini, semua orang membutuhkan gizi, baik orang sehat dan sakit dengan bermacam-macam penyakit dan diet yang berbeda, semua membutuhkan gizi. Gizi juga berhubungan dengan berbagai aspek kehidupan manusia, yaitu ekonomi, pendidikan, sosial, politik, dan budaya.

“Karena itulah saat sudah menjadi polisi, saya berpikir bahwa saya tidak boleh terputus dengan jaringan dan keprofesian saya. Kemudian pada tahun 1998, saya pindah ke Jakarta mengikuti suami, dan saya bergabung dalam kepengurusan DPP PERSAGI,” tutur Rudatin yang pada saat penempatan pertama kali di Biddokkes (Rumah Sakit Polri Sartika Asih Bandung).

Selanjutnya, berkat sumbangsihnya terhadap dunia gizi, berdasarkan hasil kongres luar biasa yang diselenggarakan pada 3 Desember 2021 lalu Rudatin didaulat menjadi Ketua Umum DPP PERSAGI Periode 2021-2024.

Rudatin mengatakan saat ini ada beberapa hal yang menjadi fokus utama PERSAGI, mulai di tingkat pusat hingga daerah, dalam beberapa tahun ini sedang membantu program pemerintah untuk mempercepat penurunan angka stunting terkait dengan tupoksi Ahli Gizi di wilayah masing-masing.
“Kami membantu melalui program yang sudah dan sedang berjalan, diantaranya program Dapur Sehat (Dashat) dari BKKBN, program MP ASI dengan protein berkualitas berbasis makanan lokal.

Kemudian bekerjasama dengan dinas pendidikan terkait peningkatan pendidikan dari siswa tentang gizi seimbang dan isi piringku, serta pemberian Tablet Tambah Darah dan kegiatan Aksi Bergizi di tingkat Sekolah Menengah,” ujar Rudatin.
Sementara yang tidak kalah penting juga yaitu mengenai pendidikan RPL Profesi Dietesien, dimana pihaknya sedang melakukan kajian terkait UU 17 tahun 2023 tentang Kesehatan, yang berkaitan dengan aspek keprofesian dan gizi.

Tidak hanya itu, yang saat ini sedang dalam proses kajian terkait program pemerintah adalah Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT AS) beserta monitoring dan evaluasinya “Kajian-kajian ini merupakan bentuk kepedulian Organisasi Profesi PERSAGI terhadap pemerintah dalam menyusun dan mengimplementasikan kebijakan yang berdampak pada bidang gizi,” papar Dewan Pengawas di Lembaga Penyelenggara Akreditasi Pelayanan Kesehatan Paripurna (LPA PKP) dan Asesor sekaligus anggota pendiri mewakili PERSAGI di Lembaga Akreditasi Mandiri Perguruan Tinggi Seluruh Indonesia (LAM PT KES).
Terkait keberdayaan kaum perempuan, Rudatin menyebut perempuan telah menunjukkan keberdayaan dalam berbagai aspek kehidupan.

Dimana hal ini dilihat dari banyak jabatan dan profesi yang semula diduduki mayoritas oleh laki-laki, sekarang ini mampu diduduki oleh perempuan. Namun, dalam sisi tertentu masih banyak perempuan yang terjebak dalam kekuasaan kaum laki-laki. Misal pada kasus KDRT dan pada suku-suku tertentu perempuan masih harus berjuang lebih banyak dan lebih berat ketika dihadapkan oleh satu pilihan antara kepentingan keluarga dan kepentingan pribadi.
“Hal ini mungkin karena perempuan itu berfungsi sebagai Ibu dan sebagai istri, sehingga lebih banyak hal yang harus dipertimbangkan daripada laki-laki. Meneurut saya dalam suatu rumah tangga, keberhasilan anak-anak dalam menyongsong masa depan kehidupannya sangat bergantung dari peran ibu,” ujar Rudatin.

Keberdayaan sendiri bagi Rudatin memiliki makna yang mendalam, yakni sebuah kemampuan seorang perempuan dalam menjalankan berbagai tugas dan tanggung jawab, baik sebagai istri, ibu, abdi negara (dalam konteks pekerjaan), maupun yang berkiprah di organisasi profesi.

“Saya sendiri sebagai seorang istri selalu berupaya melayani suami dan anak-anak, termasuk memasak sesuai dengan keinginan mereka. Saya juga selalu mengajarkan pentingnya konsumsi makanan dan jajanan yang sehat dan bergizi kepada keluarga, sehingga mereka memiliki pengetahuan yang cukup saat berada jauh dari keluarga,” papar Rudatin, lagi. Dengan segudang aktivitasnya, Rudatin tak lupa menularkan semangat keberdayaan kepada orang di sekelilingnya. Yang kerap dia lakukan adalah memotivasi diri sendiri dan rekan sejawatnya untuk mencintai profesi dan mengembangkan kemampuan dalam bidang ahli gizi.

“Kami juga berusaha menyemangati anggota organisasi untuk terus mengikuti perkembangan internasional dalam bidang keilmuan gizi,” ujar Rudatin yang senang melakukan olahraga jalan kaki di pagi, sore atau malam hari minimal selama 1 jam bersama sang suami. Tidak hanya itu sebagai wanita Minang, dia juga memiliki hobi memasak. Memasak adalah salah satu bentuk me time baginya.

“Saya senang sekali memasak berbagai menu yang disukai keluarga,” papar pecinta novel. “Kalau untuk novel, saya menyempatkan membaca melalui ipad di manapun, apalagi saat sedang di perjalanan menuju ke tempat bertugas, saya pasti menyempatkan sambil membaca,” tambahnya.

Saat ditanyakan bagaimana busana berdampak pada menumbuhkan kepercayaan diri, Rudatin mempunyai jawaban unik yang tidak terlepas dari kaca matanya sebagai Ahli gizi. Dikatakannya orang yang sehat dan memiliki gizi baik, hal tersebut akan tersampaikan melalui pakaian atau busana yang dikenakannya.

“Jadi apapun busananya , dia akan terlihat smart dan tampil percaya diri. Tetapi ketika orang yang sakit menggunakan pakaian terbaik seperti apapun tidak akan terlihat menggairahkan. Contohnya kalau saat saya dinas di kepolisian dan menggunakan pakaian dinas, saya bangga dan percaya diri. Begitu pula saat saya tengah beraktivitas di organisasi saya juga percaya diri dengan seragam profesi yang saya gunakan,” pungkas Rudatin. (Dewi Syafrianis)