NinaNugroho Women: Dr. Dian Agustine Nuriman, M.IKom, IAPR

NinaNugroho Women: Dr. Dian Agustine Nuriman, M.IKom, IAPR

Ahli Komunikasi Yang Jago  Menari dan Menciptakan Koreografi

Energik, satu kata ini patut disematkan kepada Dr. Dian Agustine Nuriman, M.IKom, IAPR. Mengingat sepak terjangnya sebagai Consultant dan Trainer di bidang Komunikasi, Marketing dan Business Development di NAGARU Communication yang padat. Belum lagi, Dian punya beberapa aktivitas lainnya. Saat ini, selain tercatat sebagai Tenaga Ahli untuk Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Republik Indonesia, Dian juga aktif menjadi dosen, penari dan koreografer menciptakan tarian kontemporer untuk kegiatan intern sejumlah corporate.

Sosok sebagai seorang penari memang terlihat jelas pada postur tubuh Dian yang mungil, luwes sekaligus kemayu. Menari bagi Dian menjadi pilihan healing, sejenak memberikan ruang bagi tubuh untuk melepaskan diri dari berbagai energi buruk.

“Melalui aktivitas menari, kita bisa mengekspresikan diri dengan gerak yang berirama mengikuti alunan musik,” tutur Dian yang juga Ketua Bidang Pelatihan Kehumasan di Perhimpunan Hubungan Masyarakat (Perhumas), ini.

Tak hanya menari, Dian juga rutin berolahraga, mulai dari berenang, diving hingga golf. Jika ketiganya dilakukannya sekali seminggu saja, sementara untuk yoga menjadi olahraga wajib sebelum menjalankan aktivitas kerja yang pastinya menguras energi serta pikiran. Karena tidak punya waktu banyak, Dian melakukannya selama 30 menit saja.

“Karena sudah terbiasa, kalau nggak gerak rasanya badan malah jadi capek. Kegiatannya kalau nggak olahraga ya menari. Sampai sekarang saya rutin ikut kelas dance 2 kali seminggu. Saya memang suka menari dari sejak kecil ya. Bahkan ketika SMA bergabung dengan tim inti Cheerleaders di SMA 54 namanya SMALE Cheers, dan ketika kuliah, saya menciptakan grup dance profesional bernama Fantastic Dance yang beranggotakan mahasiswa PR Fikom UNPAD,” ujar Dian yang kerap diminta membuat koreografi modern dance atau tarian kontemporer untuk kemudian ditampilkan di acara-acara intern berbagai perusahaan

“Dulu ketika kuliah, setiap weekend saya dan Fantastic Dance selalu padat jadwal performnya, misalnya mengisi acara di mall, launching product, ultah perusahaan, kompetisi olahraga seperti Nuvo Kobatama, Gelar Bowling di Indosiar, sampai acara live Trans TV di gasibu Bandung dan berbagai konser music,” lanjut Dian, senang.

Seperti diceritakannya, usai yoga, Dian mulai berkutat dengan pekerjaannya.
Terkait profesinya sebagai konsultan dan trainer, Dian mengatakan, peran konsultan komunikasi di era digital ini sangatlah penting untuk membantu perusahaan, organisasi, lembaga maupun kementerian untuk mengelola dan memperkuat citra dan reputasi perusahaan secara online melalui komunikasi digital.

“Dalam hal ini, konsultan komunikasi akan membantu mengembangkan strategi komunikasi yang terintegrasi secara digital, termasuk penggunaan media sosial, situs web, kampanye, dan konten online lainnya,” timpal Dian.

Melalui NAGARU Communication, perusahaan yang didirikannya , saat ini Dian memiliki klien sangat beragam. Mulai dari private sector, kementerian, BUMN, Universitas, Organisasi dan juga Yayasan.

Dian juga pernah membina UMKM agar semakin akrab dengan digital marketing. Bersama timnya Dian membantu UMKM untuk dapat membuat strategi sales dan marketing, mengoptimalkan promosi dan publikasi melalui komunikasi digital sehingga mampu mencapai target penjualan dan juga melakukan customer relationship management.

“Pendekatan ke UMKM ini harus dilakukan dengan cara yang berbeda, kita harus memahami terlebih dahulu apa motivasi mereka dalam menjalankan usahanya dan sejauh mana kemampuannya, barulah kita lakukan pemetaan berdasarkan factor-faktor penentu yang dapat mengarahkan mereka untuk step by step mengikuti pola yang telah kita berikan untuk mencapai tujuannya,” papar Dian, lagi.


Mengajar Sebagai Hiburan

Bagi Dian dalam kegiatan mengajar di Magister Komunikasi UMN (Universitas Multimedia Nusantara) adalah momentum berinteraksi sekaligus mempelajari karakteristik sekaligus berinteraksi dengan para mahasiswa yang berganti-ganti tiap semesternya.

“Selain itu, sebagai dosen kami dituntut untuk selalu update terhadap ilmu dan juga perkembangan situasi terkait berbagai hal dan buat saya ini hiburan,” ujar Dian yang mengajar di Magister Komunikasi, Universitas Multimedia Nusantara (UMN) dan juga di Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Mercu Buana (UMB).

Sebagai Konsultan Komunikasi, dia banyak menghandling terkait risk and crisis communication. Dari hal tersebut pula, kemudian dia menerima tawaran sebagai Tenaga Ahli di BNPT RI yang kala itu diketuai oleh Komjen (Purn.) Dr. Boy Rafli Amar.

“Kebetulan disertasi yang saya tulis juga terkait risk communication, sehingga sangat relevan dengan BNPT RI yang sangat berkaitan dengan issue, risk dan crisis dalam hal pencegahan terjadinya hal radikal dan terorisme. Bersamaan dengan program Doktor Ilmu Komunikasi saya selesai pada akhir 2022 lalu. Awal 2023, BNPT lagi butuh tenaga ahli di bidang tersebut,”ujar Dian.

Menurut Dian, radikalisme dan terorisme dapat terjadi tidak hanya pada negara, namun juga pada kelompok sosial terkecil bahkan sampai ke ranah netizen melalui saluran komunikasi digital.

Untuk itu, penting sekali untuk menanamkan rasa cinta tanah air sedari dini, memahami nilai - nilai pancasila yang tidak sekedar memghayatinya namun menjanlakannya dalam kehidupan bersosial. Meningkatkan kerukunan dan juga toleransi antar sesama, saling memahami dan juga berempati untuk menciptakan kekuatan dan keutuhan bangsa ini.

Ngafe Bareng Anak

Di rumah, Dian merupakan ibu dari dua orang anak. Putra sulungnya bernama Alfath Syahmi Hean, saat ini duduk di bangku kelas 1 SMA dan putra kedua Dian, bernama Muhammad Syuja Bazli Hean , masih di bangku kelas 4 SD.

“Saat weekdays, kami melakukan komunikasi secara intens di meja makan saat makan malam. Kami membiasakan saat di meja makan tidak ada satupun dari kami yang membawa gadget, sehingga kami fokus untuk makan malam sambil bercerita kegiatan atau aktivitas kita di hari tersebut,” tuturnya, lagi.

Pada kesempatan itu, Dian dan suami kerap memberikan insight positif, membekali mereka dengan etika dan juga mengajak berdiskusi membahas isu – isu kontemporer yang terjadi dengan mendengarkan persepsi serta opini dari mereka.

“Weekend menjadi waktu bersama anak – anak sih. Olah raga bareng, nonton bareng (nobar) atau movie time. Tapi kami juga punya waktu khusus dengan anak kami yang pertama Karena sedang memasuki usia remaja, sesekali kami “ngafe” hanya bertiga saja, saya, suami dan anak sulung kami. Sengaja kami membuat sesi ini agar si kakak ini punya waktu untuk bercerita urusan hal – hal keremajaannya dengan leluasa kepada kami,” tutur Dian.

Dengan segudang aktivitasnya, Dian tak lupa menularkan semangat keberdayaan kepada orang di sekelilingnya.

Salah satu aksinya dalam keberdayaan adalah membuat chanel edukasi terkait komunikasi melalui kegiatan Instagram Live berdurasi 1 jam setiap 2 minggu sekali melalui account Instagram @2n_prnavigation.

“Disini saya dan tim mengundang para praktisi dan akademisi di bidang Komunikasi untuk dapat sharing knowledges dan experience mereka kepada netizen khususnya para praktisi dan akademisi di bidang Public Relations. IG Live ini mendiskusikan isu – isu kekinian yang berkaitan dengan Public Relations, Corporate Communications, Branding, Marketing Communications, dan juga Digital Communications,” lanjut Dian.

Dikatakan Dian, IG Live ini diinisiasi sejak 3 July 2020 saat Covid-19 tengah mewabah. Dian bersyukur, hingga hari ini kegiatan IG Live @2n_prnavigation masih eksis berjalan dan telah memasuki tahun ke-5.

Pada kegiatan ini, Dian memberi wadah bagi para mahasiswa PR dari berbagai universitas untuk berkesempatan belajar menjadi Host sekaligus meng-organize event ini. Tujuannya tidak lain agar mereka mendapat pengalaman baru serta memperluas jejaring.

“Bagi saya, Keberdayaan tidak hanya sekedar memiliki kontrol, kekuatan, dan kemampuan untuk mengatasi tantangan, mengambil keputusan, dan mencapai suatu tujuan. Namun, mencakup seberapa luas kita memiliki akses ke sumber daya, pengetahuan, keterampilan, dan dukungan yang diperlukan untuk berpartisipasi aktif dalam kehidupan sosial, ekonomi, Pendidikan, kebudayaan dan juga politik,”ujar Dian, serius.

Apakah perempuan saat ini sudah berdaya? Sejenak Dian menyampaikan sejumlah data mengenai angka-angka yang menunjukkan keberdayaan kaum perempuan, khususnya di kota-kota besar.

“Kalau di kota-kota besar kaum perempuan sudah cukup berdaya. Jumlah perempuan di Indonesia tercatat sebanyak sekitar 49,5% dari total jumlah penduduk yakni sekitar 137,9 juta jiwa pada data per-November 2023. Tentunya masih menjadi target untuk dapat berdaya. Menurut saya, ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah semata namun kita semua wajib saling bahu membahu untuk meningkatkan,” pungkas Dian (Dewi Syafrianis)